Assalaamu'alaikum Wr. Wb - Selamat Datang di Website Madrasah Tsanawiyah Nurul Ikhwan Tahun Ajaran 2023/2024

KAJIAN TAFSIR AL-QUR'AN

Oleh Budiana, S.Pd,I ( Guru Al-Qur'an Hadits)

Akhirat Lebih Mulia daripada Dunia

Menjelang Kematiannya, Nabi Muhammad SAW bercerita bahwa dirinya diberikan 2 Pilihan, antara Kehidupan Dunia dan Kehidupan Akhirat, kemudian Beliau memilih Kehidupan Akhirat

Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, sebelum wafatnya, Nabi Muhammad SAW mengalami sakit yang cukup berat. Saat itu, beliau lebih fokus pada urusan akhirat dan mempersiapkan diri untuk bertemu dengan Allah SWT.


Pilihan Antara Kehidupan Dunia dan Akhirat

Nabi Muhammad SAW sering mengingatkan para sahabatnya tentang prioritas akhirat. Dalam Al-Qur'an, Allah SWT berfirman, "Tetapi kamu (orang-orang kafir) memilih kehidupan duniawi. Sedang kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal" (QS. Al-A'laa, 87: 16-17).¹


Fokus Nabi Muhammad SAW pada Akhirat

Nabi Muhammad SAW hidup dengan sederhana dan lebih mengutamakan amal ibadah serta kebaikan untuk akhirat. Beliau sering berdoa agar diberikan petunjuk dan ampunan dari Allah SWT. Dalam Al-Qur'an, Allah SWT memerintahkan untuk bersegera menuju ampunan dan surga yang luas (QS. Ali 'Imran, 3: 133).

Dengan demikian, Nabi Muhammad SAW memberikan contoh kepada umatnya untuk mengutamakan kehidupan akhirat dan selalu bersiap untuk bertemu dengan Allah SWT.


Pertanda Kematian yang Baik atau Buruk

Dalam sebuah hadis, Nabi Muhammad SAW bersabda, "Apabila ruh dicabut dari seorang mukmin yang saleh, maka malaikat maut akan menampakkan kepadanya tempat kembalinya di surga..." (HR. Ahmad). Sebaliknya, bagi orang yang tidak saleh, malaikat maut akan menampakkan kepadanya tempat kembalinya di neraka.


Tanda Kematian yang Baik

Dalam sebuah hadis, Nabi Muhammad SAW bersabda, "Apabila seseorang yang baik telah dekat saat kematiannya, maka ia diberi kabar gembira tentang ridho Allah dan surga-Nya, sehingga tidak ada sesuatu yang lebih ia sukai daripada apa yang ada di hadapannya. Maka ia akan menjadi orang yang paling bahagia dengan kematian itu" (HR. Ahmad).


Pengaruh Iman dan Amal Shaleh

Iman dan amal shaleh yang dilakukan seseorang selama hidupnya dapat mempengaruhi keadaan ruh dan jasadnya ketika meninggal. Orang yang shaleh dan beriman akan merasa tenang dan bahagia ketika menghadapi kematian, karena mereka yakin bahwa Allah SWT akan memberikan balasan yang baik kepada mereka.


Tanda-Tanda Kematian yang Baik

Beberapa tanda kematian yang baik antara lain:

  • Wajah yang tersenyum
  • Bau harum yang keluar dari jenazah
  • Jenazah yang lembut dan tidak kaku
  • Malaikat yang menemani saat kematian

Dengan demikian, keadaan jenazah yang tampak tersenyum dapat menjadi tanda bahwa orang tersebut adalah orang shaleh yang telah melakukan amal shaleh selama hidupnya.


Tanda-tanda Kematian yang Buruk

Tanda kematian yang buruk dapat berupa beberapa hal, antara lain:

  • Wajah yang murung atau kesakitan: Orang yang meninggal dengan wajah yang murung atau kesakitan dapat menjadi tanda bahwa mereka tidak siap untuk bertemu dengan Allah SWT atau memiliki dosa-dosa yang belum diampuni.
  • Bau busuk yang keluar dari jenazah: Bau busuk yang keluar dari jenazah dapat menjadi tanda bahwa orang tersebut memiliki amal yang buruk atau melakukan perbuatan yang tidak baik selama hidupnya.
  • Jenazah yang kaku atau sulit diatur: Jenazah yang kaku atau sulit diatur dapat menjadi tanda bahwa orang tersebut memiliki kekerasan hati atau tidak memiliki keimanan yang kuat.
  • Malaikat yang tidak ramah: Dalam beberapa riwayat, disebutkan bahwa malaikat yang menemani orang yang meninggal dengan amal buruk dapat memiliki wajah yang tidak ramah atau menakutkan.


Pengaruh Perbuatan Selama Hidup

Perbuatan seseorang selama hidupnya dapat mempengaruhi keadaan ruh dan jasadnya ketika meninggal. Orang yang melakukan amal buruk atau memiliki perilaku yang tidak baik dapat mengalami kesulitan saat kematian dan mendapatkan balasan yang tidak baik di akhirat.


Pentingnya Taubat dan Amal Shaleh

Oleh karena itu, penting bagi seseorang untuk selalu melakukan amal shaleh dan bertaubat dari dosa-dosa yang telah dilakukan. Dengan demikian, seseorang dapat meningkatkan peluang untuk mendapatkan kematian yang baik dan balasan yang baik di akhirat.


Tata Cara Bertaubat

Berikut adalah tata cara bertaubat yang dapat dilakukan:

  1. Menyesali Perbuatan Dosa: Orang yang ingin bertaubat harus menyesali perbuatan dosa yang telah dilakukan dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi.
  2. Berhenti dari Perbuatan Dosa: Orang yang ingin bertaubat harus berhenti dari perbuatan dosa yang telah dilakukan dan tidak akan kembali lagi.
  3. Mengembalikan Hak Orang Lain: Jika perbuatan dosa yang dilakukan telah merugikan orang lain, maka orang yang ingin bertaubat harus mengembalikan hak orang lain yang telah dirugikan.
  4. Berdoa dan Memohon Ampunan: Orang yang ingin bertaubat harus berdoa dan memohon ampunan kepada Allah SWT dengan sungguh-sungguh dan tulus.
  5. Bertekad untuk Tidak Mengulangi: Orang yang ingin bertaubat harus bertekad untuk tidak mengulangi perbuatan dosa yang telah dilakukan dan berusaha untuk menjadi lebih baik.


Syarat-Syarat Taubat

  • Ikhlas: Taubat harus dilakukan dengan ikhlas dan tidak karena paksaan atau motivasi lain.
  • Sungguh-Sungguh: Taubat harus dilakukan dengan sungguh-sungguh dan tidak hanya sekedar ucapan.
  • Tidak Mengulangi: Orang yang bertaubat harus bertekad untuk tidak mengulangi perbuatan dosa yang telah dilakukan.

Dengan melakukan tata cara bertaubat yang benar, seseorang dapat memperoleh ampunan dari Allah SWT dan meningkatkan kualitas iman dan amal shalehnya.


Sebesar apapun dosa manusia, asalkan mau bertaubat, akan diampuni oleh Alloh SWT

Menurut ajaran Islam, Allah SWT adalah Maha Pengampun dan Maha Penerima Taubat. Bagi orang yang benar-benar bertaubat dengan sungguh-sungguh dan memenuhi syarat-syarat taubat, Allah SWT akan mengampuni dosa-dosanya, tidak peduli seberapa besar dosa tersebut.

Dalam Al-Qur'an, Allah SWT berfirman, "Katakanlah: Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang" (QS. Az-Zumar, 39: 53).

0 Komentar