Assalaamu'alaikum Wr. Wb - Selamat Datang di Website Madrasah Tsanawiyah Nurul Ikhwan Tahun Ajaran 2023/2024

TUJUH TINGKATAN NAFSU MENURUT SYEKH NAWAWI BANTEN

 

Oleh: Nabila, Silvia. Siswi Kelas VIII MTs. Nurul Ikhwan, Tahun Pelajaran 2023/2024

Artikel Ilmiah, ditulis untuk  memenuhi tugas Mata Pelajaran Akidah Akhlaq

Admin_Majalah Dinding Digital,

Teman-teman mungkin sudah tidak asing lagi dengan istilah Nafsu. Syekh Nawawi Banten dalam kitab Qathrul-Ghaits menunjukkan tujuh tingkatan Nafsu. Adapun ke-tujuh tingkatan tersebut yaitu: Ammarah, Lawwamah, Mulhimah, Muthmainnah, Rodliyah, Mardliyyah dan Kamilah.  

Lalu beliau menjelaskan ke-tujuh Nafsu tersebut sebagai mana berikut:

Ammarah : Tempatnya di As-Shadr (dada), dan pasukannya adalah: bakhil (kikir), hirshu (cinta dunia), hasad, kebodohan, takabur, syahwat, ghosab (menggunakan milik orang lain tanpa idzin).

Lawwamah : Tempatnya di Al-Qalbu (hati), adapun hati letaknya di bawah buah dada sebelah kiri perkiraan dua bentang jari tangan. Pasukannya adalah: mencela, prasangka, memaksa, ujub, ghibah (bergunjing), riya', sewenang-wenang, berbohong, lalai.

Mulhimah : Tempatnya di Ar-Ruh, adapun ruh letaknya dibawah buah dada sebelah kanan perkiraan dua bentang jari tangan. Pasukannya adalah: dermawan, kerelaan, tawadu’, taubat, sabar, lapang dada.

Muthmainnah : Tempanya di As-Sirru, yang mana letaknya disebelah buah dada sebelah kiri perkiraan dua bentang jari tangan hingga ke arah dada. Pasukannya adalah: kemurahan hati, tawakkal, ibadah, bersyukur, ridla', khasyyah

Rodliyah : Tempatnya di Sirrus Sirri, mungkin yang dimaksud oleh mushannif dengan kata Sirrus Sirri adalah Qalab (dengan dibaca fathah huruf lam-nya), yaitu seluruh jasad. Pasukannya adalah: kemurahan hati, zuhud, ikhlas, wara', riyadlah, kepercayaan.

Mardliyyah : Tempatnya di Al-Khafi yang terletak di sebelah buah dada sebelah kanan perkiraan dua bentang jari tangan hingga kepertengahan dada. Pasukannya adalah: baik budi pekerti, meninggalkan yang selain Allah, halus/ramah terhadap manusia, membawa mereka pada kebaikan, memaafkan kesalahan, cinta dan condong kepada mereka guna mengeluarkan mereka dari kegelapan watak dan jiwa mereka menuju jiwa yang terang.

Kamilah : Tempatnya di Al-akhfa, yaitu pertengahan dada. Pasukannya adalah: ilmul yaqin, ainul yaqin dan haqqul yaqin.

Itulah tujuh tingkatan hawa Nafsu dalam tanbih Muhammad Nawawi bin Umar bin Arabi Asy-Syafi'i yang di kenal dengan Syekh Nawawi Banten.  Sebagai mana terdapat dalam Kitab  Qathrul-Ghaits yang menjadi salah satu karya tulisannya .

Berdasarkan penjelasan di atas maka ke tujuh hawa nafsu tersebut membawa manfaat bagi manusia. Kedudukan nafsu yang buruk seperti amarah, lawamah begitu penting karena tanpa adanya nafsu buruk tersebut  tidaklah mungkin ada nafsu yang bersifat baik Mulhimah, Muthmainnah, Rodliyah, Mardliyyah dan Kamilah. Begitulah hikmah diciptakannya setiap sesuatu oleh Allah swt secara berpasang-pasangan.

Nafsu adalah salah satu anugerah Allah swt yang diberikan kepada manusia. Sebagai manusia kita hendaknya bersyukur atas dianugerahkannya ke-tujuh nafsu tersebut kepada Kita. Cara mensyukurinya adalah dengan cara menjaga ke-tujuh hawa nafsu tersebut dengan sebaik-baiknya, terutama dalam menjaga dan mengendalikan nafsu amarah, lawamah yang sering kali mencelaki dan merugikan  diri kita sendiri baik di dunia terlebih di akhirat. Mengendalikan kedua hawa nafsu ini akan menjadi amal soleh bagi manusia sekaligus mendatangkan pahala. Dan ketika Kita tidak sanggup mengendalikannya karena kealfaan maka Allah menyediakan pintu taubat bagi kita. Begitulah maha murahnya Allah swt kepada kita.

Bayangkan apabila nafsu lawamah dan amarah tidak diberikan kepada kita maka kita nyaris tidak punya tantangan, tidak punya ladang pahala dalam hidup ini. Salah satu cara untuk mengendalikan kedua hawa nafsu ini adalah dengan sering-sering berkontemplasi, melihat dan mengenali diri kita sendiri.  

Di akhir tulisan ini, saya sampaikan sebuah hadis nabi:

 

أَفْضَلُ الْجِهَادِ أَنْ يُجَاهَدَ الرَّجُلُ نَفْسَهَ وَ هَوَاهُ

Artinya:

“Jihad yang paling utama adalah seseorang berjihad (berjuang) melawan dirinya dan hawa nafsunya” (Hadits shahih diriwayatkan oleh ibnu Najjar dari Abu Dzarr).

Itulah sedikit penjelasan tentang nafsu, semoga bermanfaat. Wallahu’alam.

Nabila, Silvia.





0 Komentar